Maaf, aku tak bisa berkomunikasi dengan pendusta
bismillah…
semoga apa yang aku tulis benar adanya…
coretan tinta, tarian jemari diatas tuts keyboard, lintasan pikiran ini semua akan dipertanggungjawabkan…
Kumulai dengan kata maaf, karena aku tak kuasa menegurmu sebagai seorang adik…
Kumulai dengan kata maaf, karena ku tak mampu memberikan kesaksian mereka bahwa kau berdusta…
Kumulai dengan kata maaf, atas kejadian tadi malam yang jiwaku labil…
Semua atas kehendak-Nya…
Pertemuan juga ijin-Nya…
Ya Rabb yang jiwaku ada dalam genggaman-Mu…
Maafkan hati ini yang penuh nanah, kotor ini…
Yang dengan hati ini hamba-Mu memohon pada-Mu…
Ya Rabb yang ragaku ada dalam kuasa-Mu…
Kekuasaan seperti apa lagi yang telah menggerogoti tangan, kaki dan akal ini untuk kikir pada-Mu…
Kikir syukur, kikir sabar, dan kikir dzikir…
Ya Rabb Sang Pengawas Segala Makhluq…
Yang dalam awasan-Mu lah dusta dan kebencian itu termuntahkan…
Yang dalam Penglihatan-Mu lah kasar dan ghibah itu ku lemparkan…
Ya Rabb Sang Penolong…
Tolonglah kami dalam ke jahiliyahan ini…
yang dusta adalah dusta
yang jujur adalah jujur
Engkau tahu, aku dibesarkan dalam pangkuan kejujuran… 🙂
Wallahu ta’ala a’lam bishowab…
Keterjerembaban karya sebuah Kejujuran…